Wednesday, May 12, 2010

> Menentukan Nilai-Nilai Cerpen

Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin Anda pernah merasakan ada nilai-nilai yang sesuai untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut mengandung nilai kehidupan yang menyentuh hati dan membawa pengalaman batin. 

Hal tersebut merupakan keunikan sastra yang memiliki fungsi sebagai bahan pembelajaran bagi pembacanya. Jadi, selain sebagai hiburan, sastra pun berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai moral.
Moral pada karya sastra merupakan unsur yang disampaikan pengarang dan merupakan makna terdalam dari sebuah karya sastra.

Secara umum, moral menyaran pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral pun berhubungan dengan akhlak, budi pekerti, ataupun susila.

Sebuah karya fiksi ditulis pengarang untuk menawarkan model
kehidupan yang diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral
dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangannya
tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh, pembaca
dapat memetik pelajaran berharga. 

Dalam hal ini, pesan moral pada cerita fiksi berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan. Sifatsifat
luhur ini hakikatnya bersifat universal. Artinya, sikap ini diakui
oleh dunia. Jadi, tidak lagi bersifat kebangsaan, apalagi perseorangan.
Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal-hal berikut:
1. hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
2. hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;
3. hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;
4. hubungan manusia dengan Tuhannya.

Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda-
beda oleh pembaca. Hal ini berhubungan dengan cara pembaca
mengapresiasi isi cerita.
Pesan moral tersebut dapat berupa cinta kasih, persahabatan,
kesetiakawanan sosial, sampai rasa takjub kepada Tuhan.

No comments:

Post a Comment