Tuesday, March 15, 2011

> Perlengkapan dan Peralatan K3

Perlengkapan dan peralatan
penunjang program K3,
meliputi:
  • Promosi program K3; yang terdiri dari:
− pemasangan bendera K3,
bendera RI, bendera perusahaan.
− Pemasangan sign-board
K3 yang berisi antara lain
slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya be-kerja
dengan selamat
  • Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya: 
- Pelindung mata dan wajah
Kaca mata safety (gambar 1.7a) merupakan peralatan yang paling
banyak digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya
sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih kuat
dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata biasa.
Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan
safety glass sebab lebih menempel pada wajah (gambar 1.7b)

Pelindung wajah (gambar 1.8a) memberikan perlindungan
menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan kimia, obyek
yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah ini
dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan helm.

Helm pengelas (gambar 1.8b) memberikan perlindungan baik pada
wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus
yang menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang
dihasilkan dari kegiatan pengelasan.
− Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan:
foam earplugs, PVC earplugs, earmuffs (gambar 1.9)

 − Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala
karena memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat
terhadap benturan yang mengenai kepala; sistem suspensi yang
ada didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan; beberapa
jenis dirancang tahan terhadap sengatan listrik; serta melindungi
kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari percikan, tumpahan, dan tetesan.

Jenis-jenis pelindung kepala seperti pada gambar 1.10, antara lain:
Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh; dan
melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts.
Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat
melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts.
Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK
melindungi dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari
bahan-bahan yang merusak (korosif)
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada
gambar 1.11a-g, antara lain:

a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari
kejatuhan benda
b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh
kaki dari bagian tuas sampai jari
c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari
besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan
memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu
berjalan di tempat becek
f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah
g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya
seperti terlihat pada gambar 1.12a-g,antara lain:

a) Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda
yang tajam dan melindungi tangan dari terpotong
b) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
c) Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
d) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
e) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan kotor.
f) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
g) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman
− Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain: (gambar 1.13)

a) Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim
yang dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau
goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat.
Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan desain
yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada,
dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian
penahan bahaya jatuh ini dilengkapi dengan cincin “D” (high)
yang terletak dibelakang dan di depan dimana tersambung tali
pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang dapat
dipasangkan

b) Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik
minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat
kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada
tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal

c) Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait
yang sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja
yang menggunakan tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika
memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari bahu pemakainya
d) Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman
tali, digunakan untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh
pekerja ke tempat kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat
tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang kancing pengaitnya
dapat mengunci secara otomatis
e) Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang
digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu
kendor. Tali tersebut akan memanjang dan memendek secara
otomatis pada saat pekerja naik maupun pada saat turun.

> Pelatihan Program K3

Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
  • Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di proyek, misalnya:
− Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada proyek bangunan gedung
− Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan
elektrikal
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi pile dan
strutting
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran
  • Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di tengah periode pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan peserta seluruh petugas yang terkait dalam pengawasan proyek, dengan materi tentang pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan proyek yang bersangkutan

> Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan

Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi:

  • Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerjansama dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumahnsakit.
  • Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
− Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai
ketentuan K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan.
− Safety supervisor; adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek
untuk mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
dilihat dari segi K3.
− Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil
laporan safety patrol maupun safety supervisor
  • Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
− Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
− Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
− Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
− Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat

> Penyusunan Safety Plan

Safety plan adalah rencana
pelaksanaan K3 untuk proyek
yang bertujuan agar dalam pelaksanaan
nantinya proyek akan
aman dari kecelakaan dan bahaya
penyakit sehingga menghasilkan
produktivitas kerja yang
tinggi. Safety plan berisi:
  • Pembukaan yang berisi: Gambaran proyek dan Pokok perhatian untuk kegiatan K3
  • Resiko kecelakaan dan pencegahannya
  • Tata cara pengoperasian peralatan
  • Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam kebakaran.
Contoh isi safety plan seperti pada tabel 1.2 tentang resiko kecelakaan dan
pencegahannya, serta tabel 1.3 tentang tata cara pengoperasian alat.

> Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Bangunan

Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya
standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh
Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Distribusi SNI menurut sektor
International Classification for Standard (ICS), yang terbagi menjadi 9 sektor
sebagai berikut:
− pertanian dan teknologi pangan
− konstruksi
− elektronika
− teknologi informasi dan komunikasi
− teknologi rekayasa
− infrastruktur dan ilmu alam secara umum
− kesehatan, keselamatan dan lingkungan
− teknologi material
− teknologi khusus
− transportasi dan distribusi pangan
Selanjutnya, SNI bidang konstruksi dan bangunan dikelompokan oleh
Departemen Pekerjaan Umum ke dalam bidang-bidang terkait yang lebih
spesifik, antara lain: struktur bangunan, konstruksi, keselamatan bangunan,
gedung, perumahan, jembatan, jalan, bahan dan material, dan lainnya. Saat
ini SNI bidang konstruksi yang telah mencapai kurang lebih 769 SNI, yang
dikelompokan atas metoda, spesifikasi dan tata cara. Beberapa contoh
daftar SNI untuk bidang struktur seperti pada tabel 1.1.

> Kelengkapan Administrasi K3

Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi
kelengkapan administrasi K3, meliputi:
− Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
− Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja (Astek)
− Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan
   proyek
− Ijin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan
   yang menuju lokasi untuk lalu-lintas alat berat
− Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi
   yang berwenang memberikan rekomendasi
− Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat

> Norma, Standar, Prosedur dan Manual (NSPM)

Ditetapkannya NSPM dimaksudkan untuk memberikan panduan dan
kemudahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang pekerjaan
konstruksi untuk melaksanakan kegiatan pembangunan prasarana dan
sarana guna mempertahankan mutu pekerjaan atau bahkan dalam skala
tertentu untuk menjaga kepentingan masyarakat agar tidak dirugikan akibat
dampak pembangunan di bidang pekerjaan konstruksi (PU).

NSPM Kimpraswil terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok SNI
sebanyak 13 bagian dan kelompok pedoman, petunjuk manual teknis
sebanyak enam bagian yang keseluruhannya merupakan standar atau
bagian dari norma, standar, pedoman dan manual dalam penyelenggaraan
bidang pekerjaan umum. SNI disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional
(BSN) sedang pedoman, petunjuk, manual teknis ditetapkan oleh instansi
pengawasan pembangunan yaitu departemen Pekerjaan Umum.
Beberapa NSPM adalah:
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara bangunan gedung
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara keselamatan bangunan
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Struktur Bangunan.
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Air bersih.
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Air Minum Perkotaan.
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Bendung, Bendungan,
   Sungai, Irigasi, Pantai.
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Keselamatan Bangunan.
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara bangunan jembatan
− NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Lalulintas, lingkungan
   jalan, sanitasi dan persampahan

> Peraturan Bangunan

Jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang
ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam
pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan
pembangunan nasional. Pembangunan nasional bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk mengembangkan jasa konstruksi diperlukan pengaturan jasa
konstruksi yang terencana, terarah, terpadu, dan menyeluruh dalam bentuk
Undang-undang sebagai landasan hukurn. Undang-undang yang
dikeluarkan pemerintah selanjutnya dilengkapi dengan peraturan
pemerintah, keputusan presiden, peraturan presiden, peraturan menteri,
keputusan menteri, surat edaran, hingga peraturan institusi atau lembaga
yang berwenang. Undang-undang yang telah dikeluarkan pemerintah sesuai
dengan bidang-bidang konstruksi, antara lain:

− Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
− Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
− Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Jalan
Terkait dengan jasa konstruksi, pemerintah mengeluarkan undangundang
Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang mengatur
tentang ketentuan umum, usaha jasa konstruksi, pengikatan pekerjaan
konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegagalan bangunan,
peran masyarakat, pembinaan, penyelesaian sengketa, sanksi, ketentuan
peralihan, dan ketentuan penutup. Dengan Undang-undang tentang jasa
konstruksi ini, maka semua penyelenggaraan jasa konstruksi yang dilakukan
di Indonesia oleh pengguna jasa dan penyedia jasa, baik nasional maupun
asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam undangundang
tentang jasa konstruksi.

Undang-undang tentang Jasa Konstruksi ini menjadi landasan untuk
menyesuaikan ketentuan yang tercantum dalam peraturan perundangundangan
lainnya yang terkait. Undang-undang ini mempunyai hubungan
komplementaritas dengan peraturan perundang-undangan lainnya, antara
lain tentang: keselamatan kerja, perusahaan, perindustrian, ketenagalistrikan,
kesehatan kerja, perasuransian, jaminan sosial tenaga kerja,
perseroan terbatas, hak cipta dan paten, pengelolaan lingkungan hidup,
arbitrase dan penyelesaian sengketa, serta penataan ruang.

Tuesday, March 8, 2011

> Sejarah Telekomunikasi

Munculnya telepon dan industri yang terkaitan telah menghasilkan perubahan-perubahan teknologi yang mengubah sejarah hidup manusia. Kejadian itu berlangsung bertahap sepanjang 125 tahun. Tahap perkembangan yang terjadi merupakan usaha-usaha yang luar biasa dalam penemuan dan pengembangan. Berikut ini akan disampaikan tahapan-tahapan perkembangan tersebut.

Dari saluran sepihak ke sambungan langsung.
Telepon telah membawa dampak besar pada abad 20
sejak adanya revolusi industri yang terjadi pada abad 19.
Adanya penemuan telepon telah mengubah cara hidup
manusia, pekerjaan dan permainan. Perubahan itu
didukung adanya penemuan televisi, komputer, pager,
mesin faksimil, surat elektronik (e-mail), internet,
perdagangan melalui dunia maya dan sebagainya. Pada
masa-masa mendatang sepuluh tahun lagi dari sekarang,
kita berharap adanya sambungan internet tanpa kabel
yang dapat dilakukan di sembarang tempat termasuk di
dalam mobil, tas kantor, nomor-nomor telepon yang
dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang diaktifkan
(dialing) melalui suara sebagaimana kita menekan
tombol-tobol baik di rumah maupun di kantor atau tempat
kerja lainnya.

Coba perhatikan gambar di bawah ini. Nampak sebuah pesawat telepon yang lengkap, terdiri dari beberapa bagian yang sudah menyatu. Ada nomornomor, gagang telepon, kabel dan kotaknya. Pesawat itu adalah model pesawat telepon paling awal. Meskipun demikian ada juga model-model lain yang banyak variasinya. Bandingkan pula dengan sebuah pesawat televisi. Pada jamannya piranti itu telah demikian bagus, tetapi bentuknya masih sangat sederhana.

Pesawat televisi di bawah ini adalah jenis pesawat televisi yang paling awal digunakan.

Untuk menghubungkan antar pengguna
telepon pada jaman dulu
digunakan utas-utas kabel yang
diberi pemberat. Sambungan yang
dikehendaki tinggal mencolokkan saja.
Gambar 1.6. Papan sambung
telepon

> Pentingnya Sistem Telekomunikasi

Perkembangan pasar telekomunikasi dewasa ini pada tahun 1990-an dapat diperkirakan mencapai 500 milyard dolar Amerika. Pertumbuhan ini akan naik terus hingga mencapai satu trilyun dolar Amerika pada tahun 2000-an. Kecenderungan ini adalah adanya kenaikkan kebutuhan para pengguna dan industrialisasi. Negaranegara berkembang seperti Indonesia, menjadi sangat potensial bagi pertumbuhan pasar peralatan telekomunikasi itu.

Sudah dapat kita duga bahwa ada hubungan yang sangat dekat antara pendapatan nasional bruto (PDB) suatu negara dengan kepadatan penduduk yang menggunakan telepon. Coba perhatikan gambar 1 berikut ini. Gambar tersebut melukiskan hubungan antara negara-negara yang mempunyai PDB tertentu dengan jumlah tiap 100 orang pada kelompok masyarakat yang sudah mempunyai sambungan telepon.

Kita akan sepakat mengatakan bahwa telepon sebagai sarana komunikasi atau telekomunikasi merupakan pengikat (katalis) dalam rangka upaya untuk pertumbuhan ekonomi. Namun demikian kita tidak boleh menyimpulkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menyebabkan tingginya kepadatan pengguna telepon. Jumlah sambungan telepon tiap 100 penduduk telah banyak digunakan dalam survai statistik untuk menunjukkan pertanda berkembangnya suatu negara. Banyak negara berkembang sebagaian besar masyarakatnya 70-90% hidup di daerah pelosok pedesaan.

Gambaran ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok 100 orang masyarakat yang belum ada satupun sambungan telepon. Negara yang demikian tergolong sebagai negara yang sangat rendah perkembangannya, baik secara ekonomi maupun telekomunikasi. Untuk mencapai tujuan layanan telepon pada setiap orang di dunia, termasuk di Indonesia, menjelang tahun 2000 telah diusulkan bahwa setiap orang pada suatu masyarakat yang berjarak 5 kilometer, sambungan telepon harus sudah menjangkaunya.

Layak kita ketahui bahwa untuk menyediakan sambungan telekomunikasi pada daerah yang kepadatan penduduknya rendah adalah sangat mahal. Di samping itu tingkat kembalinya modal yang telah dikeluarkan menjadi sangat sedikit. Penyediaan jaringan telekomunikasi pada daerah pedesaan memerlukaan penyediaan dana yang cukup besar, karena perlu ada perencanaan yang baik.

> Definisi Komunikasi

 Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol bersama. Telekomunikasi berarti proses komunikasi yang dilakukan melalui jarak jauh (tele=jarak jauh). Dalam kaitannya dengan komunikasi elektronika, telekomunikasi mengandung pengertian ilmu, teknologi dan cara-cara atau prosedur pemindahan atau penyebaran informasi berupa sinyal listrik melalui suatu media transmisi dalam jarak jauh. Informasi yang dapat dipertukarkan banyak variasinya, contohnya adalah data, suara, grafik, sinyal video dan atau audio. Media transmisipun juga banyak jenisnya, yang sering dipakai di antaranya kabel koaksial, serat optik, frekuensi radio, inframerah dan sebagainya.

Saat ini proses telekomunikasi tersebut hampir selalu melibatkan pemancaran gelombang elektromagnetik melaui sebuah pesawat pemancar. Hal yang demikian tidak pernah kita jumpai pada masa lampau, di mana orang berkomunikasi mengggunakan sinyal asap, kentongan atau bendera semafor. Jaman modern seperti sekarang ini, telekomunikasi sudah sangat luas dengan penggunaan berbagai macam piranti untuk membantu proses komunikasi.

Contohnya yang sudah sangat akarab dengan kita adalah televisi, radio, telepon. Di samping itu dapat dijumpai pula penggunaan jaringan yang menghubungkan piranti-piranti komunikasi, seperti jaringan komputer, jaringan telepon umum, jaringan radio, dan jaringan televisi. Komunikasi dengan komputer lebih banyak pula penggunaannya melalui internet, misalnya dengan internet untuk berkirim surat (email= elektronic mail) dan pesanpesan serba cepat. Sistem itu adalah sebagian contoh dari telekomunikasi.

> Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan

Disiplin ilmu yang relevan dengan teknik bangunan dan konstruksi
antara lain:
− Teknik Sipil untuk struktur bangunan dan pondasi
− Arsitektur, untuk desain bangunan meliputi bentuk bangunan, fungsi,
peraturan bangunan dan spesifikasinya
− Mekanikal, untuk penghawaan, pengkondisian udara dan sistem
pelayanan mekanikal bangunan
− Elektrikal, untuk distribusi daya serta sistem kontrol dan elektrik
bangunan
− Fisika bangunan untuk pencahayaan dan akustika bangunan
− Ekonomi rekayasa untuk studi kelayakan dan analisis proyek secara
ekonomi
− Manajemen untuk pengelolaan atau manajemen proyek
Teknik Sipil
Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari
tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya
gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk
kemaslahatan hidup manusia. Cabang-cabang ilmu teknik sipil dengan
aplikasi seperti pada gambar 1.4, antara lain:

STRUKTUR, cabang yang mempelajari masalah struktural dari material
yang digunakan untuk pembangunan. Beberapa pilihan jenis material
bangunan diantaranya: baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Dalam
bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan
perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari
pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.

GEOTEKNIK, cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai macam
tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya.
Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan
penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan
penye-lidikan laboratorium.

MANAJEMEN KONSTRUKSI, cabang yang mempelajari masalah dalam
proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan peker-jaan,
pengembalian modal, biaya proyek, serta semua hal yang berkaitan dengan
hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di
lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.

HIDROLOGI dan LINGKUNGAN, cabang yang mempelajari air dan
lingkungan alam, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang ini
antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah hujan,
debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya
dorong air, dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, dam, irigasi,
waduk/bendungan, kanal hingga teknik penyehatan.

TRANSPORTASI, cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi
dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain
konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal,
stasiun dan manajemennya.

INFORMATIKA TEKNIK SIPIL, cabang baru yang mempelajari penerapan
teknologi komputer untuk perhitungan dan pemodelan sebuah sistem dalam
proyek pembangunan atau penelitian bangunan. Mencakup bidang ini
antara lain berupa pemodelan struktur bangunan (struktural dan material
atau CAD), pemodelan pergerakan air tanah atau limbah, pemodelan
lingkungan dengan Teknologi GIS (Geographic Information System).

Arsitektur

Arsitektur adalah pengetahuan dan seni untuk merancang bangunan
dan struktur, dalam pengertian yang lebih luas mencakup perancangan
keseluruhan lingkungan terbangun, mulai dari tingkat makro untuk perencanaan
kota, kawasan atau lingkungan, lansekap atau bentang alam, hingga
tingkat mikro untuk perancangan detail konstruksi bangunan dan desain
perabot atau furnitur.

Arsitektur sebagai proses awal perencanan dan perancangan ruang
dan fisik bangunan harus mempertimbangkan segala aspek kehidupan
dalam prosesnya. Tujuan arsitektur yang harus dipenuhi dengan baik adalah
pemenuhan akan kegunaan (fungsi), kekuatan (struktur), dan keindahan (estetika).

Bidang-bidang perancangan arsitektur meliputi:
  • Lingkungan Ruang Dalam Bangunan (Building Indoor Environment)
    meliputi aspek-aspek lingkungan dalam disain, analisis dan efisiensi
    energi, kesehatan dan kenyamanan bangunan. Kekhususan bidangnya
    antara lain kenyamanan termal, kualitas udara, penerangan buatan,
    akustik, HVAC dan sistem kontrol.
  • Building Envelope adalah suatu aplikasi yang menggambarkan semua
    area dari teknik bangunan, khususnya ilmu bangunan dan lingkungan
    ruang dalam. Bidang ini memfokuskan pada analisa dan disain
    selubung bangunana, meliputi ketahanan bangunan, perpindahan panas
    dan kelembaban serta interaksi dengan lingkungan ruang dalam.
  • Building Science menekankan pada analisis dan kontrol dari fenomena
    fisika yang mempengaruhi tampilan material bangunan dan sistem
    penutup bangunan.
  • Building Structure mempertimbangkan prinsip-prinsip mekanika struktur,
    perilaku material dan analisanya dan disain baja, beton bertulang,
    struktur bangunan kayu.
  • Manajemen Konstruksi (Construction Management) meliputi teknik
    konstruksi, proses konstruksi, perencanaan, penjadwalan, pengendalian
    proyek, pekerja dan pengaturan bangunan.
  • Computer Aided Engineering
  • Efisiensi Energi (Energy Efficiency) meliputi analisa, disain, dan kontrol
    efisiensi energi atau low-energy, sistem HVAC, serta intelegent building 
Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP)
Mekanikal, elektrikal dan plambing atau MEP merupakan pekerjaan
instalasi sistem dan peralatan dalam bangunan sebagai bagian dari fungsi
pelayanan bangunan atau utilitas bangunan (building utility). Di Indonesia
pengetahuan MEP termasuk dalam bidang-bidang ilmu teknik mesin dan
teknik elektro.

Keahlian MEP yang termasuk dalam bidang ilmu teknik mesin:
− Instalasi dan mesin-mesin generator listrik dan pompa-pompa air, mesin pengkondisian udara, lift dan eskalator, dll 
− Teknik pengelasan
− Mesin dan alat berat konstruksi
 
Keahlian MEP yang termasuk dalam bidang ilmu teknik elektro:
− Instalasi dan peralatan daya listrik
− Instalasi dan peralatan listrik penerangan
− Instalasi penangkal petir
− Instalasi dan peralatan telepon, jaringan komputer dan multimedia,
sistem deteksi dan kontrol bangunan

> Lingkup Pekerjaan dan Proyek Bangunan

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi, oleh karena
itu proyek bangunan selanjutnya disebut juga proyek konstruksi.

Secara umum, proyek konstruksi dibagi atas 3 jenis, yaitu:
  • Proyek bangunan perumahan/pemukiman (residential Construction),
    merupakan proyek pembangunan perumahan pemukiman didasarkan pada tahapan pembangunan yang secara serempak dengan penyediaan prasarana penunjang. Jenis proyek ini sangat memerlukan perencanaan yang matang untuk infra struktur yang ada dalam lingkungan pemukiman tersebut seperti jaringan jalan, air bersih, listrik dan fasilitas lainnya.
  • Konstruksi bangunan gedung (building construction), merupakan tipe proyek konstruksi yang paling banyak dilakukan. Tipe konstruksi ini menekankan pada pertimbangan konstruksi dan teknologi praktis, dan pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.
  • Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction), merupakan suatu proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun (built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah baik pada tingkat nasional atau daerah.
    Pada proyek ini elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan mengutamakan pelayanan masyarakat (public services). Beberapa proyek konstruksi yang termasuk pada jenis proyek ini antara lain proyek pembangkit listrik, jalan raya (gambar 1.3), jalan kereta api, bendungan, pertambangan, dan lainnya.
        • Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction), merupakan bagian yang relatif kecil dari industri konstruksi, namun merupakan suatu komponen yang penting. Pemilik proyek (owner) biasanya merupakan suatu perusahaan atau industri besar, seperti perusahaan minyak, farmasi, kimia dan industri lain. Proses yang dilakukan dalam industri ini membutuhkan keahlian khusus di bidang perencanaan, desain dan konstruksi.

        Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undangundang
        jasa konstruksi (UU no 18 tahun 1999), meliputi:

        • Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan bentuk
          dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi serta persyaratan
          yang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.
           
        • Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan,
          bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau
          kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan,
          reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan
          pemboran, dan pembukaan lahan.  
        • Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan produk-produk rekayasa industri.
        − Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin,
        pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi
        bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, .minyak dan gas.
        − Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan
        transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan,
        telekomunikasi beserta kelengkapannya.
        • Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan
          dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.

        > Ruang Lingkup Pekerjaan Bangunan

        Bangunan adalah wujud fisik
        hasil pekerjaan konstruksi yang
        menyatu dengan tempat kedudukan
        baik yang ada di atas, di bawah tanah
        dan/atau di air. Bangunan biasanya
        dikonotasikan dengan rumah, gedung
        ataupun segala sarana, prasarana
        atau infrastruktur dalam kebudayaan
        atau kehidupan manusia dalam
        membangun peradabannya seperti
        halnya jembatan dan konstruksinya
        serta rancangannya, jalan, sarana
        telekomunikasi, dan lain-lain.

        Teknik bangunan adalah suatu
        disiplin ilmu teknik yang berkaitan
        dengan perencanaan, disain, konstruksi,
        operasional, renovasi dan
        pemeliharaan bangunan, termasuk
        juga kaitannya dengan dampaknya
        terhadap lingkungan sekitar.

        Konstruksi merupakan suatu
        kegiatan membangun sarana maupun
        prasarana. Dalam bidang arsitektur
        atau teknik sipil, sebuah konstruksi
        juga dikenal sebagai bangunan atau
        satuan infrastruktur pada suatu atau
        pada beberapa area. Suatu pekerjaan
        konstruksi merupakan gabungan atau rangkaian dari banyak pekerjaan.

        Pekerjaan konstruksi umumnya diatur oleh seorang manajer konstruksi
        (construction manager), serta dilaksanakan dan diawasi oleh manajer
        proyek, tenaga teknik perancangan (design engineer) atau arsitek lapangan
        (project architect).

        Proyek konstruksi adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
        upaya pembangunan sesuatu bangunan seperti contoh pada gambar 1.1,
        umumnya mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan
        arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin lain seperti teknik
        industri, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap.

        > Besaran pokok dan turunan

        Besaran pokok
        Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih
        dulu. Tujuh besaran pokok dalam sistem satuan SI adalah :
        Panjang (meter)
        Massa (kilogram)
        Waktu (sekon)
        Kuat arus listrik (ampere)
        Suhu (kelvin)
        Intensitas cahaya (candela)
        Jumlah zat (mol)

        Satuan-satuan seperti meter, kilogram, dan sekon tersebut sudah
        didefinisikan terlebih dahulu. Bagaimanakah definisi satuan-satuan dari
        besaran pokok tersebut? Pada penjelasan berikut akan dipaparkan definisi
        dari tiga besaran pokok yaitu panjang, massa, dan waktu, sementara satuan
        besaran-besaran lain akan kita bahas ketika kita membahas pokok bahasan
        yang bersangkutan dengan besaran pokok tersebut.

        Panjang

        Standar satuan untuk panjang dalam SI adalah meter. Sistem satuan yang
        didasarkan pada meter sebagai standar pengukuran dinamakan sistem
        metrik. Pada awalnya, meter didefinisikan sebagai sepersepuluh juta jarak
        antara katulistiwa dan kutub utara bumi diukur melalui meridian yang
        melewati kota Paris. Sebagai meter standar, dibuatlah sebuah batang logam
        platinum-iridium yang kedua ujungnya terdapat masing-masing goresan,
        dimana jarak antara kedua goresan tersebut sama dengan 1 meter.

        Pada tahun 1960, meter standar didefinisikan ulang sebagai 1.650.763,73
        kali panjang gelombang dalam ruang hampa dari garis spektrum warna
        jingga-merah atom krypton-86. Pendefinisian ulang ini dilakukan untuk
        meningkatkan kemudahan meter standar untuk dibuat tiruannya, disamping
        untuk menambah keakuratannya. Namun demikian, definisi ulang inipun tidak
        bertahan lama, hanya sekitar 23 tahun. Pada tahun 1983, satu meter
        didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam vakum selama
        1/299.792.458 sekon. Dengan definisi terakhir ini, lengkaplah meter sebagai
        satuan standar memenuhi syarat-syarat satuan standar yang disebutkan di depan.


        Massa
        Massa sebuah benda merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam
        sebuah benda tersebut. Satuan massa di dalam sistem satuan SI adalah
        kilogram. Sebagai standar untuk kilogram ini, dibuatlah kilogram standar,
        yaitu sebuah silinder logam yang terbuat dari platina-iridium, yang sekarang
        ini disimpan di Sevres, dekat kota Paris. Pada awalnya satu kilogram sama
        dengan massa dari 1000 cm³ air murni pada suhu dimana kerapatannya
        maksimum, yaitu 4º C. Namun kesalahan terjadi, karena ternyata satu
        kilogram yang tepat adalah 1000,028 cm³ air.

        Dalam percakapan sehari-hari, kita sering mencampur adukkan pengertian
        massa dengan berat, padahal keduanya berbeda. Berat adalah besarnya
        gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Untuk
        keperluan sehari-hari, pencampuradukan pengertian tersebut tidak menjadi
        masalah, namun dalam fisika atau ilmu pengetahuan eksak, definisi massa
        dan berat harus benar-benar dibedakan. Massa dan berat memiliki satuan
        yang berbeda, massa memiliki satuan kilogram, sedangkan berat memiliki
        satuan Newton. Yang menjadi perbedaan utama antara massa dan berat
        adalah bahwa massa tak tergantung pada tempat dimana benda berada,
        sementara berat tergantung dimana benda berada. Jadi berat berubah-ubah
        sesuai dengan tempatnya.

        Waktu

        Satuan standar untuk waktu adalah sekon, yang awalnya didefinisikan
        sebagai 1/86.400 hari matahari. Namun ketika ilmuwan mendapatkan bahwa
        hari matahari berkurang sekitar 0,001 sekon setiap satu abad, maka sekon
        didefinisikan ulang sebagai 1/86.400 hari matahari di tahun 1900. Pada tahun
        1967, sekon didefinisikan kembali sebagai selang waktu dari 9.192.631.770
        osilasi dari radiasi yang dihasilkan oleh transisi dalam atom cesium-133. Alat
        ukur waktu yang menggunakan atom cesium adalah jam atom cesium, yang
        memiliki ketelitian yang sangat tinggi, yaitu selama 3000 tahun hanya
        memiliki kesalahan 1 sekon.

        Besaran turunan.

        Sebagian besar besaran yang kita gunakan dalam fisika dan ilmu-ilmu
        terapannya (termasuk mekanika fluida dan kemudian hidrolik, lalu alat berat)
        mempunyai satuan-satuan yang merupakan kombinasi dari satuan-satuan
        besaran pokok. Besaran-besaran yang demikian, yang satuannya ditentukan
        berdasarkan satuan-satuan besaran pokok, disebut besaran turunan.
        Contoh
        dari besaran turunan ini adalah luas suatu daerah persegi. Luas sama
        dengan panjang kali lebar, dimana panjang dan lebar keduanya merupakan
        satuan panjang. Jadi luas merupakan besaran turunan yang diperoleh dari
        perkalian besaran panjang dengan besaran panjang. Contoh : lainnya :
        kelajuan (jarak dibagi waktu), tekanan (gaya dibagi luas), volume balok
        (panjang x lebar x tinggi), debit (volume dibagi waktu). Kita tahu bahwa
        kelajuan adalah jarak (besaran panjang) dibagi waktu. Jadi kelajuan
        merupakan besaran turunan yang diperoleh dengan cara membagi besaran
        panjang dengan besaran waktu.

        Bagaimanakah satuan dari besaran-besaran turunan tersebut ? Sudah jelas
        bahwa satuan-satuan untuk besaran turunan sesuai dengan bagaimana
        besaran turunan itu didapatkan dari kombinasi besaran-besaran pokok.

        Karena luas sama dengan perkalian dua besaran panjang, maka satuan luas
        sama dengan perkalian dua satuan panjang, yaitu meter x meter = meter
        persegi = m². Satuan untuk kelajuan adalah satuan panjang dibagi satuan
        waktu, yaitu meter per sekon = m/s. Jelas disini bahwa bahwa satuan-satuan
        besaran turunan menggambarkan besaran turunan yang diikutinya. Satuan
        kelajuan adalah m/s, berarti kelajuan sama dengan panjang (jarak) dibagi
        waktu. Satuan untuk volume balok adalah m³, berarti volume adalah panjang
        kali panjang kali panjang. Massa jenis memiliki satuan kg/m³, berarti massa
        jenis adalah massa dibagi volume.

        > Besaran dan satuan

        Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya
        panjang benda, massa benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah
        lapangan disebut besaran, besaran apa saja yang bisa kita ukur dari sebuah
        buku ?

        Pada sebuah buku, kita bisa mengukur massa, panjang, lebar, dan
        tebal buku. Bagaimanakah kita menyatakan hasil pengukuran panjang buku?
        Misalnya panjang buku sama dengan 25 sentimeter; sentimeter disebut
        satuan dari besaran panjang. Massa buku sama dengan 1 kilogram; kilogram
        disebut satuan dari besaran massa. Jadi satuan selalu mengikuti besaran,
        tidak pernah mendahuluinya.

        Di masyarakat kita kadang-kadang terdapat
        satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku, misalnya satuan panjang
        dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena tidak mempunyai
        ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang dewasa
        lain dengan satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depa tidak
        dijadikan satuan yang standar dalam pengukuran fisika.

        Apakah syarat yang harus dimiliki suatu satuan agar bisa menjadi satuan
        standar ? Beberapa syarat utama adalah sebagi berikut :

        1. Nilai satuan harus tetap, baik dalam cuaca panas atau dingin, bagi orang
        dewasa maupun bagi anak-anak, dan terhadap perubahan-perubahan
        lingkungan lainnya. Sebagai contoh, jengkal tidak bisa dijadikan satuan
        baku karena berbeda-beda untuk masing-masing orang, sementara
        meter berlaku sama baik untuk orang dewasa mapun anak-anak. Oleh
        karena itu, meter bisa digunakan sebagai satuan standar.

        2. Mudah diperoleh kembali (mudah ditiru), sehingga orang lain yang ingin
        menggunakan satuan tersebut dalam pengukurannya bisa
        memperolehnya tanpa banyak kesulitan. Satuan massa yaitu kilogram,
        mudah diperoleh kembali dengan membandingkannya. Dengan demikian,
        kilogram dapat digunakan sebagai satuan standar. Dapat kita bayangkan,
        betapa repotnya jika suatu satuan sulit dibuat tiruannya sehingga di dunia
        hanya ada satu-satunya satuan standar tersebut. Orang lain yang ingin
        mengukur besaran yang bersangkutan harus menggunakan satu-satunya
        satuan standar tersebut untuk memperoleh hasil yang akurat.

        3. Satuan harus diterima secara internasional. Ini berkaitan dengan
        kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan deterimanya suatu
        satuan sebagai satuan internasional maka ilmuwan dari satu negara
        dapat dengan mudah memahami hasil pengukuran dari ilmuwan negara lain.

        Sistem satuan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, yang berlaku
        secara interasional adalah sistem satuan SI, kependekan dari bahasa
        Prancis Systeme International d’Unites. Sistem ini diusulkan pada General
        Conference on Weights and Measures of the International Academy of
        Science pada tahun 1960. Dalam sistem satuan ini, terdapat tujuh besaran
        yang disebut sebagai besaran pokok.

        > Pengertian Pengukuran

        Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat
        memerlukan pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang
        dipelajari dapat dijelaskan (dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya
        pengukuran tidak hanya mutlak bagi fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang
        ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu tersebut. Dengan kata lain, tidak ada
        teori, prinsip, maupun hukum dalam ilmu pengetahuan alam yang dapat
        diterima kecuali jika disertai dengan hasil-hasil pengukuran yang akurat.

        Apakah yang dimaksud dengan pengukuran ? Untuk mengetahui hal
        tersebut, perhatikan uraian berikut : misalnya anda bersama teman anda
        melakukan pengukuran panjang meja dengan jengkal tangan. Hasil
        pengukuran yang dilakukan menggunakan satuan jengkal. Misalnya, jika
        menggunakan jengkal tangan anda, maka hasilnya panjang meja itu sama
        dengan 25 jengkal tangan.

        Akan tetapi jika menggunakan satuan jengkal
        tangan teman anda maka panjang meja itu sama dengan 23 jengkal tangan.
        Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran itu tergantung
        pada satuan yang digunakan. Dengan demikian pengukuran didefinisikan
        sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
        (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding di dalam
        pengukuran.

        Pada kegiatan diatas, yaitu mengukur panjang meja yang dinyatakan
        dengan angka, maka panjang merupakan besaran. Jadi segala sesuatu yang
        dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai disebut besaran.
        Misalnya panjang meja itu 100 sentimeter, maka panjang merupakan
        besaran dengan 100 sebagai nilai dan sentimeter sebagai satuan, atau
        massa meja itu 20 kilogram, maka massa merupakan besaran dengan 20
        sebagai nilai dan kilogram sebagai satuan. Besaran adalah `sesuatu yang
        dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan.
        Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran.

        Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
        lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua
        faktor utama yaitu perbandingan dan patokan (standar). Di kelas 1 SMP kita
        telah mempelajari pokok bahasan pengukuran. Disini kita hanya akan
        mengulangi sebagian saja, untuk menyegarkan pemahaman kita tentang
        apa-apa saja yang terdapat dalam pengukuran.


        > Konstruksi Bodi Kendaraan

        Bagian mobil terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu bodi dan
        chassis. Bodi adalah bagian dari kendaraan yang dibentuk sedemikian
        rupa, (pada umumnya) terbuat dari bahan plat logam (steel plate) yang
        tebalnya antara 0,6 mm – 0,9 mm sebagai tempat penumpang ataupun barang.

        Chassis adalah bagian dari kendaraan yang berfungsi sebagai
        penopang bodi dan terdiri dari frame (rangka), engine (mesin), power train
        (pemindah tenaga), wheels (roda-roda), steering system (sistem kemudi),
        suspension system (sistem suspensi), brake system (sistem rem) dan
        kelengkapan lainnya.

        Berdasar pada konstruksi menempelnya bodi pada rangka, maka
        terdapat 2 jenis konstruksi bodi kendaraan, yaitu konstruksi composite
        (terpisah) dan konstruksi monocoq (menyatu).

        Rangka merupakan tempat menempel-nya semua komponen
        kendaraan termasuk bodi. Rangka harus kuat, ringan, kukuh dan tahan
        terhadap getaran, atau goncangan yang diterima dari kondisi jalan. Agar
        kuat maka konstruksi rangka ada yang kotak,bentuk U atau pipa, yang
        pada umumnya terdiri dari dua batang yang memanjang dan dihubungkan
        dengan bagian yang melintang. Pada awal perkembangan teknologi bodi
        dan rangka kendaraan, bodi dan rangka dibuat secara terpisah
        (composite body) namun akhir-akhir ini bodi dan rangka dibuat menyatu
        (monocoque body, atau disebut juga integral body) khususnya pada
        kendaraan sedan.

        Konstruksi Terpisah (Composite)

        Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangkanya
        terpisah. Pertautan/penyambungan antara bodi dan rangka menggunakan
        baut dan mur. Untuk meningkatkan kenyamanan saat digunakan, maka
        diantara bodi dan rangka dipasang karet sebagai alat peredam getaran.

        Konstruksi bodi dan rangka yang terpisah ini memberikan kemudahan
        dalam penggantian bagian bodi kendaraan yang mengalami kerusakan,
        terutama bodi bagian bawah atau putusnya rangka. Konstruksi ini
        biasanya digunakan pada kendaraan sedan tipe lama, kendaraan
        penumpang dan mobil angkutan barang. (misal truck, bus, pick up dan
        lain sebagainya).


        Konstruksi Menyatu (Monocoque)
        Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangka
        tersusun menjadi satu kesatuan. Konstruksi ini menggunakan prinsip kulit
        telur, yaitu merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga semua beban
        terbagi merata pada semua bagian kulit. Pertautan antara bodi dan
        rangka menggunakan las.

        Karena bodi dan rangka menyatu, maka bentuknya dapat menjadi lebih
        rendah dibanding dengan tipe composite sehingga titik berat gravitasi
        lebih rendah menyebabkan kendaraan akan lebih stabil. Konstruksi ini
        digunakan pada sedan, bahkan beberapa kendaraan MPV (Multi Purpose
        Vehicle) mulai menerapkan konstruksi monocoq body.


        Jenis-jenis Rangka
        Berdasarkan bentuknya, rangka kendaraan dibedakan menjadi beberapa
        macam, yaitu : (a) rangka bentuk H, (b) rangka perimeter, (c) rangka
        bentuk X, (d) rangka bentuk tulang punggung (backbone), dan rangka
        bentuk lantai (platform frame).

        Rangka bentuk H.

        Konstruksinya sangat sederhana, mudah dibuat, banyak digunakan untuk
        kendaraan bus, truck.


        Rangka Perimeter.
        Rangka perimeter merupakan penyempurnaan bentuk H, bodi menempel
        pada pinggir rangka sehingga posisi lantai dapat diturunkan. Penurunan
        lantai kendaraan akan menurunkan titik pusat berat kendaraan dan tinggi
        kendaraan berkurang sehingga pengemudian mantap, ruang penumpang
        menjadi lebih leluasa, banyak digunakan untuk sedan.


        Rangka bentuk X.
        Konstruksi rangka balok terdiri atas dua batang rangka utama berbentuk
        balok memanjang disatukan dibagian tengah. Tempat pertautan dengan
        bodi dan pintu dapat dibuat rendah sehingga memudahkan keluar-masuk
        kendaraan, kuat terhadap putaran, digunakan untuk sedan tipe lama.


        Rangka bentuk Tulang Punggung (Back Bone).
        Konstruksi rangka merupakan rangka model tunggal, bagian tengah
        memikul beban (punggung) dan lengan yang menonjol sebagai pemegang
        bodi. Konstruksi rangka semacam ini juga memungkinkan titik pusat berat
        kendaraan dibuat lebih rendah. Konstruksi rangka model ini sering
        digunakan untuk mobil penumpang dan truck.


        Rangka Model Lantai (Platform Frame).
        Bodi dan rangka dilas menjadi satu, sehingga merupakan bentuk yang
        diintegrasikan, memungkinkan ruang interior dibuat luas. Kelebihan lain
        penggunaan konstruksi rangka model ini adalah memiliki ketahanan yang
        cukup baik terhadap bengkokan dan puntiran.

        > Sejarah Bodi Kendaraan

        Sekitar tahun 1896 – 1910, bodi kendaraan masih terbuat dari
        kayu untuk bagian chassis maupun bodinya. Hal ini masih terpengaruh
        dengan bodi kereta kuda saat itu. Kayu yang digunakan memiliki
        ketebalan sekitar 10 mm. Sambungan antar komponen menggunakan
        paku yang terbuat dari besi tempa. Untuk bagian atap kendaraan, ada
        yang menggunakan kain biasa, kain kanvas, namun ada juga yang
        menggunakan kayu dengan tujuan agar bodi bisa kuat.

        Pada tahun 1921, Weymann memperkenalkan konstruksi lantai
        yang menjadi penopang komponen bodi yang lain, seperti dinding
        kendaraan serta kursi kendaraan. Lantai sengaja dibuat dari bahan yang
        kuat, sedangkan komponen yang lain bisa dibuat dari komponen yang
        ringan. Sambungan dinding dengan lantai menggunakan plat baja yang
        dibaut, dan untuk menghilangkan celah antar sambungan biasanya
        digunakan kayu. Panel-panel terbuat dari kain, kanvas dan bagian luar
        menggunakan kulit. Akan tetapi bahan ini memiliki umur yang pendek.

        Setelah permintaan kendaraan semakin meningkat, maka
        diperlukan suatu proses pembuatan bodi yang cepat dan dapat diproduksi
        massal. Perkembangan teknologi logam saat itu ikut mempercepat
        perkembangan teknologi bodi kendaraan, dimana besi bisa diolah dan
        dibentuk dengan menggunakan mesin press.

        Baru pada tahun 1927 (lihat gambar 1.3) secara keseluruhan bodi
        kendaraan terbuat dari logam, dimana bodi kendaraan yang terdiri dari
        berbagai komponen telah dibuat dari lembaran plat yang dibentuk/
        dipress. Dengan perkembangan cara pengolahan logam yang semakin
        meningkat, maka produksi produksi kendaraan juga dapat meningkat.

        Permintaan kendaraan yang terus meningkat, menyebabkan
        terjadi persaingan antar perusahaan dalam memproduksi kendaraan. Ahliahli
        teknik bodi tiap perusahaan berusaha menciptakan bodi kendaraan
        sesuai dengan kebutuhan, ergonomi dan dan memiliki kenyamanan bagi
        pengemudi dan penumpangnya.

        Perkembangan teknologi bodi di bagian chassis dari tahun ke
        tahun juga mengalami kemajuan. Sebagai contoh, roda kendaraan yang
        semula memiliki diameter yang tidak sama, roda belakang lebih besar dari
        pada roda depan, jari-jari terbuat dari bahan kayu dan roda dilapis logam
        baja menjadi roda yang sudah menggunakan karet dan velg logam baik
        besi ataupun alumunium. Bahkan sekarang teknologi ban sudah tidak
        memakai ban dalam (tubeless tire) yang lebih aman dan mudah penggunaannya.

        Atap kendaraan (head lining) yang semula hanya terbuat dari
        kain, kemudian bergeser terbuat dari vinil maupun plastik yang lebih
        menarik bentuknya dan mudah dibersihkan. Proses pemasangannya pun
        relatif mudah dengan menggunakan adhesive (lem).

        Kenyamanan penumpang dalam berkendara juga selalu
        ditingkatkan, misalnya tempat duduk yang memiliki pegas dan dapat
        diatur posisinya, interior seperti door trim, panel-panel, dashboard yang
        terbuat dari bahan vinil atau plastik bahkan lantai karpet yang mudah
        dibersihkan. Sistem kemudi yang dahulu menggunakan tongkat berubah
        menjadi roda kemudi, tuas pemindah gigi percepatan juga menyesuaikan
        kenyamanan pengemudi dan masih banyak kemajuan lainnya.

        Sistem kelistrikan juga mulai dikembangkan. Pada awalnya lampu
        kendaraan menggunakan minyak, kemudian berkembang menggunakan
        acetylene (karbit) dan sekarang menggunakan baterai sebagai sumber
        listrik. Fungsi lampu yang dahulu hanya sebagai alat penerangan di
        malam hari, saat ini lampu juga dijadikan sebagai isyarat dan ramburambu
        dalam usaha meningkatkan keselamatan dalam berkendara.
        Lampu-lampu juga menjadi kepentingan asesoris kendaraan untuk
        meningkatkan tampilan kendaraan.

        Perkembangan bodi kendaraan, juga memegang peranan penting
        dalam hal kemampuan kendaraan. Pertama kali kendaraan mesin uap
        Cugnot diciptakan, hanya bisa berjalan sekitar 5 km/jam, akan tetapi saat
        ini kendaraan sudah bisa berjalan dengan kecepatan diatas 100 km/jam
        namun tetap nyaman, aman dan tidak berisik.

        Kebanyakan orang mungkin hanya berpendapat bahwa kecepatan tergantung dari mesinnya, akan
        tetapi saat ini orang mulai menyadari bahwa kecepatan kendaraan juga
        dipengaruhi oleh stabilitas kendaraan serta bentuk dan permukaan bodi
        kendaraan. Seperti di arena balap, aerodinamika suatu kendaraan
        sangatlah penting untuk mencapai kecepatan dan kestabilan kendaraaan,
        demikian halnya dengan kendaraan biasa, sekarang bodi menjadi salah
        satu hal yang sangat penting dan selalu dilakukan pengembangan.

        > Pendahuluan

        Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat bantu
        transportasi yang digunakan manusia untuk berpindah dari
        tempat yang satu ke tempat lainnya. Awal abad 19-an,
        kendaraan hanya difungsikan sebagai alat transportasi belaka, tak heran
        bila proses pembuatannya belum menjamah aspek estetika dan
        kenyamanan. Yang penting roda bisa berputar, sehingga pengguna bisa
        mencapai tujuan dengan waktu yang lebih singkat.

        Kemajuan jaman dan berkembangnya teknologi otomotif,
        membuat kehidupan dunia otomotif semakin dinamis. Hal ini terlihat dari
        sekarang kendaraan bermotor tidak hanya sebagai alat transportasi, tetapi
        berkembang menjadi sarana berkreasi dan meraih prestasi, bahkan
        kendaraan akhirnya menjadi simbol status seseorang.
        Jika dilihat dari segi bentuk, kendaraan dahulu hanya berbentuk
        kotak dengan tujuan bisa untuk mengangkut penumpang ataupun barang.

        Namun sekarang, bentuk kendaraan berkembang sangat bervariasi, yaitu
        kendaraan dengan bodi yang aerodinamis, memiliki banyak asesoris dan
        kelengkapan, dan kadang kendaraan sengaja didisain yang memiliki ciri
        khas dari pabrik pembuatnya.

        Bahan yang digunakan untuk membuat mobil waktu itu masih
        berupa kayu, kemudian berganti menjadi besi baja yang memiliki
        kekuatan baik, akan tetapi memiliki kelemahan bobot yang berat.
        Kemudian bergeser menggunakan bahan plat eyser, berkembang
        menggunakan bodi alumunium, maupun sekarang tren dengan bodi
        fiberglass yang memiliki bobot sangat ringan.


        Saturday, March 5, 2011

        > 1. Aliran Energi dalam Ekosistem

        Ekosistem adalah suatu sistem yang dinamis karena selalu terjadi perubahanperubahan
        secara terus menerus yang ditandai dengan adanya aliran energi,
        daur materi, dan produktivitas ekosistem.

        Perhatikan Gambar 10.4! Sumber energi dari suatu ekosistem berasal
        dari cahaya matahari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tumbuh-
        tumbuhan sebagai produsen membutuhkan cahaya tersebut untuk
        melakukan proses fotosintesis, dimana sebagian energi tersebut berpindah
        kepada konsumen I dan dalam bentuk makanan, selanjutnya berpindah
        lagi kepada konsumen II dan III.


        Jika produsen dan konsumen mati, akan menjadi sampah organik.
        Sampah tersebut mengalami pembusukan dari hasil penguraian mikroba
        tanah sehingga menjadi humus, sebagian lagi terurai menjadi gas atau mineral.
        Sampai di sini, materi yang berupa gas atau mineral dimanfaatkan
        lagi oleh tumbuhan (produsen).

        Dengan demikian, dapat diketahui bahwa aliran energi berbeda dengan
        aliran materi. Aliran materi bersifat siklus, sedangkan aliran energi bersifat
        menuju satu arah, yaitu sampai pada tingkat mikroba.


        a. Matahari sebagai Sumber Energi
        Coba bayangkan, seandainya di planet bumi ini tidak ada matahari!
        Bagaimana keadaannya? Dapat dipastikan keadaan bumi gelap gulita
        sepanjang masa dan dingin. Matahari mengeluarkan energi panas dan cahaya.

        Dengan energi cahaya itu, bumi menjadi terang dan bumi menjadi hangat
        karena panasnya. Oleh sebab itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang
        Maha Esa atas ciptaannya ini.

        Sinar matahari merupakan foton (energi sinar) yang dipancarkan ke jagad
        raya dalam bentuk gelombang elektromagnetik, tetapi hanya sebagian kecil
        saja yang sampai di permukaan bumi, yaitu sekitar 10,5 × 106 kj m-2 th-1. Dari
        jumlah pancaran energi sinar matahari itu, sekitar 5 × 106 kj m-2 th-1 atau sekitar
        45% yang sampai di bumi, sekitar 40% dipantulkan lagi keluar angkasa oleh
        atmosfer bumi, dan hanya sekitar 15% saja yang diserap untuk pemanasan
        atmosfer bumi, terutama pada lapisan ozon dan kelembapan udara (uap air).

        Dari sekitar 45% sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi, sekitar
        30% dipantulkan kembali dan memanaskan atmosfer, dan selebihnya sekitar
        15% dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi komponen ekosistem
        di permukaan bumi. Dengan demikian, keberadaan setiap ekosistem di
        permukaan bumi diikat oleh aliran atau arus energi yang berasal dari sinar
        matahari yang bersifat satu arah.

        b. Aliran Energi

        Secara langsung maupun tidak langsung, sumber energi setiap ekosistem
        berasal dari sinar matahari yang diubah oleh tumbuhan hijau (autotrof)
        menjadi energi kimia dalam bentuk zat-zat organik (makanan) melalui proses
        fotosintesis.

        Pada proses fotosintesis, bentuk energi diubah dari energi cahaya menjadi
        energi kimia dan berpindah ke konsumen I, II, dan III, yang berakhir pada
        proses penguraian. Di dalam proses penguraian, energi ini dilepaskan dalam
        bentuk panas, kemudian tersebar ke lingkungan dan tidak dapat dimanfaatkan
        lagi. Perhatikan lagi Gambar 10.4! Dalam hal ini terjadi jalur makan dan
        dimakan, yaitu proses produsen yang dimakan oleh konsumen I, selanjutnya
        konsumen I dimakan konsumen II, konsumen II dimakan konsumen III. Peristiwa
        ini disebut sebagai rantai makanan.

        1) Rantai Makanan

        Seperti yang Anda ketahui saling ketergantungan antara produsen dan
        konsumen tampak pada peristiwa makan dan dimakan. Energi dalam bentuk
        makanan akan berpindah dari organisme tingkat tinggi ke organisme lain
        yang tingkatannya lebih rendah melalui rentetan organisme memakan organisme
        sebelumnya dan sebagai penyedia bahan makanan bagi organisme
        berikutnya yang disebut rantai makanan.

        Pada umumnya, tipe rantai makanan
        dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
        a) Rantai Makanan Perumput
        Pada tipe ini, mata rantai makanannya berawal dari tumbuhan, maka
        tingkat trofi 1 diduduki oleh tumbuhan hijau (produsen), tingkat trofi 2
        diduduki oleh herbivora (konsumen 1), tingkat trofi 3 diduduki oleh karnivora
        (konsumen 2), dan seterusnya.

        b) Rantai Makanan Detritus
        Mata rantai makanan pada tipe ini berawal dari organisme perombak.
        Ingat kembali, detritus merupakan hancuran (fragmen) dari bahan-bahan
        sudah terurai yang dikonsumsi hewan-hewan kecil seperti rayap, cacing
        tanah, tripang, dan sebagainya.

        c) Rantai Makanan Parasit
        Pada tipe rantai makanan parasit, terdapat organisme lebih kecil yang
        memangsa organisme lebih besar.


        2) Jaring-Jaring Makanan
        Dari uraian komponen biotik di atas, pada tiap-tiap tingkatan konsumen
        tampak seolah-olah setiap organisme hanya memakan atau dimakan oleh satu
        macam organisme yang lain, tetapi kenyataannya di dalam ekosistem keadaannya
        lebih kompleks.

        Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena tiap-tiap organisme
        dapat memakan dalam satu tingkatan konsumen atau dari tingkatan konsumen
        lain di dalam ekosistem yang dikenal dengan rantai makanan dan antara rantairantai
        makanan itu saling berhubungan satu dengan lainnya yang dikenal dengan
        jaring-jaring makanan seperti terlihat pada Gambar 10.5.

        Rangkaian peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem tidak
        sesederhana rantai makanan. Seperti tampak pada Gambar 10.5, ternyata
        konsumen tidak hanya tergantung pada satu jenis makanan, sebaliknya
        satu jenis makanan dapat dimakan oleh lebih dari satu jenis konsumen.


        3) Piramida Ekologi
        Telah kita ketahui bersama, bahwa komponen-komponen biotik pada
        rantai makanan ekosistem menempati tingkatan trofi tertentu, seperti
        produsen menempati tingkat trofi pertama, herbivora menempati tingkat trofi
        kedua, karnivora menempati tingkat trofi ketiga, dan seterusnya.

        Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I),
        maka energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh
        konsumen I (pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan
        konsumen I, dan seterusnya.

        Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada
        beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.
        a) Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
        b) Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
        c) Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
        d) Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)

        Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan,
        tetapi hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme
        ke organisme lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme
        satu ke organisme yang lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak
        dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen menempati
        taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh
        energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis
        yang diubah menjadi zat organik.

        Jika tumbuhan hijau dimakan
        organisme lain (konsumen primer),
        maka hanya 10% energi yang berasal
        dari tumbuhan hijau dimanfaatkan
        oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
        dan sisanya terdegradasi
        dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer.

        Dengan demikian, energi
        yang tersedia untuk tingkat trofi pada
        rantai makanan seperti berikut: semakin
        tinggi tingkat trofi, semakin
        sedikit sehingga membentuk sebuah piramida yang disebut piramida ekologi,
        seperti pada Gambar 10.6. Selama keadaan produsen dan konsumenkonsumen
        tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam
        ekosistem akan terpelihara.

        Ada 3 macam-macam piramida ekologi adalah sebagai berikut.
        a) Piramida Jumlah

        Piramida jumlah merupakan jumlah organisme yang berada di dalam
        suatu daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan dihitung berdasarkan
        taraf trofi. Untuk menggambarkan piramida jumlah dinyatakan dalam
        bentuk segi empat yang luasnya menggambarkan atau sebanding dengan
        jumlah organisme dalam areal tertentu.

        Pada piramida jumlah, golongan
        organisme yang berada pada tingkatan
        lebih tinggi memiliki jumlah organisme
        lebih banyak dari tingkatan
        organisme di bawahnya. Piramida
        tersebut dapat digambarkan seperti
        pada gambar di samping.

        Pada tingkat trofi I memiliki jumlah
        yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat trofi II dan tingkat trofi II lebih
        besar dibandingkan dengan tingkat trofi III.

        b) Piramida Berat (Biomassa)

        Penggunaan piramida jumlah sering berubah-ubah karena keadaan
        lingkungan, untuk itu digunakan piramida berat (biomassa).

        Piramida berat (biomassa) merupakan
        taksiran berat organisme yang
        mewakili setiap taraf trofi dengan
        cara tiap-tiap individu ditimbang dan
        dicatat jumlahnya dalam suatu ekosistem.
        Misalnya biomassa tumbuhan
        di ukur berat akar, batang, dan daun
        yang menempati areal tertentu. Piramida
        biomasa dibuat berdasarkan
        berat total populasinya pada suatu waktu.

        Satuan yang dipakai adalah berat total organisme dalam satuan berat
        (gr/kg) per satuan luas tertentu (m² atau hektar) yang biasanya diukur dalam
        berat kering. Untuk mengukur biomassa seluruhnya, dilakukan teknik sampling
        (cuplikan) guna memperkirakan seluruhnya.

        Penafsiran dalam piramida biomassa memerlukan banyak waktu dan
        peralatan dalam melakukan penimbangan individu-individu dan mencatat
        jumlahnya. Penggunaan piramida ini tidak memuaskan karena bentuk yang
        berubah-ubah. Hal ini tergantung pada iklim dan dalam transfer energi
        sebagian akan hilang, yaitu digunakan untuk respirasi atau sebagai panas
        yang masuk ke biosfer.

        c) Piramida Energi
        Piramida energi dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
        Piramida ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu dapat memperhitungkan
        kecepatan produksi, berat dua species yang sama tidak harus memiliki energi
        yang sama, dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem,
        adanya masukan energi matahari yang ditambahkan.

        Piramida energi ini menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam
        6 tahun yang digunakan senyawa organik sebagai bahan makanan. Satuan
        energinya dinyatakan dalam kalori per m² per satuan waktu (kal/m2/th).