Monday, May 17, 2010

> Kegiatan Manusia yang Memengaruhi Biodiversitas

Manusia adalah makhluk hidup, sama dengan makhluk hidup yang lain. Oleh karena itu, manusia juga berinteraksi dengan alam sekitarnya. Manusia mempunyai kemampuan untuk memengaruhi alam sekitarnya karena manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan akal dibandingkan dengan makhluk lainnya.  

Di dalam ekosistem, manusia merupakan bagian yang paling dominan karena dapat berbuat apa saja terhadap ekosistem. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kelangsungan hidup manusia juga bergantung dari kelestarian ekosistem tempat manusia hidup. Untuk menjaga terjaminnya kelestarian ekosistem, manusia harus dapat menjaga keserasian hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya sehingga keseimbangan ekosistem dapat terjaga.  

Kelestarian berarti juga terjaganya keanekaragaman hayati (biodiversitas). Pemanfataan sumber daya alam secara berlebihan dapat mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman hayati atau bahkan terjadi kepunahan jenis tersebut. Pengaruh manusia terhadap lingkungan dapat mengakibatkan dua kemungkinan, yaitu alam menjadi rusak (deteriorasi) atau sebaliknya, yaitu alam tetap lestari.  


1. Manusia sebagai Perusak Keanekaragaman Hayati 
Lingkungan akan rusak jika manusia mengusahakan sumber hayati hanya didasarkan pada prinsip jangka pendek, yaitu untuk menghasilkan produk sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin dan modal sesedikit mungkin.  Usaha semacam itu memang mendatangkan kemakmuran kepada manusia. 

Akan tetapi, pengaruhnya terhadap alam dapat menimbulkan dampak berupa berkurangnya atau punahnya keanekaragaman hayati dan merosotnya kualitas lingkungan sehingga pada akhirnya lingkungan tidak mampu lagi memberi kehidupan yang layak kepada manusia. Bahkan, mungkin terjadi bencana alam yang mengancam kelangsungan hidup manusia.  Coba kalian amati, banyak kondisi lingkungan hidup yang telah rusak di Indonesia. 

Dalam arti, banyak lingkungan hidup yang sudah tidak seimbang keadaannya karena berkurangnya keanekaragaman hayati atau kepunahan jenis-jenis tertentu. Hal itu merupakan petunjuk bahwa sikap dan perilaku manusia Indonesia terhadap alam sekitarnya masih sebagai pemanfaat atau pengusaha untuk dirinya sendiri tanpa memerhatikan kelestarian biodiversitas. 

Mereka memandang alam sebagai objek yang terpisah dari dirinya yang dapat dipengaruhi sekehendaknya. Mereka tidak menyadari bahwa perubahan pola lingkungan akan memengaruhi pola kehidupannya. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan beberapa satwa penting akibat kepunahan, misalnya, harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya.  Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. 

Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kepunahan keanekaragaman hayati? Banyak, di antaranya, sebagai berikut. 

a . Perusakan Habitat 
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal makhluk hidup. Kerusakan habitat merupakan penyebab utama kepunahan makhluk hidup. Jika habitat rusak, makhluk hidup tidak memiliki tempat untuk hidup. 
Kerusakan habitat dapat diakibatkan terjadi karena ulah manusia yang telah mengubah fungsi ekosistem, misalnya hutan ditebang, dijadikan lahan pertanian, permukiman, dan akhirnya berkembang menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.  

Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman hayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup dan bersembunyi di terumbu karang tidak dapat hidup tenang, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak. 
Menurunnya populasi ikan akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat.  Selain akibat aktivitas manusia, kerusakan habitat diakibatkan juga oleh bencana alam, misalnya, gunung meletus, kebakaran, dan banjir.  

b . Penggunaan Pestisida 
Pestisida berfungsi untuk membasmi makhluk hidup pengganggu (hama) pada tanaman. Akan tetapi, jika digunakan secara berlebihan, akan menyebar ke lingkungan sekitarnya dan meracuni makhluk hidup yang lain, termasuk mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya. Contoh pestisida adalah herbisida, fungisida, dan insektisida. 

c . Pencemaran 
Bahan pencemar berasal dari limbah pabrik, asap kendaraan bermotor, limbah rumah tangga, sampah yang tidak dapat didaur ulang lingkungan secara alami, dan bahan-bahan berbahaya lain. Bahan pencemar ini dapat membunuh makhluk hidup, termasuk mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragamannya.  

d . Perubahan Tipe Tumbuhan 
Tumbuhan merupakan produsen di dalam suatu ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan, misalnya, perubahan dari hutan pantai menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuhan liar yang penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidupnya bergantung pada tumbuhan tersebut.  

e . Penebangan 
Penebangan hutan yang dilakukan secara berlebihan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Di samping itu, hewan-hewan yang tergantung pada pohon tersebut akan terganggu dan hilang sehingga akan menurunkan jenis hewan tersebut. 

f . Seleksi 
Seleksi adalah memilih sesuatu yang disukai menurut penilaian individu. Secara tidak sengaja perilaku seleksi akan mempercepat kepunahan makhluk hidup. Misalnya, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul, seperti jambu bangkok, jeruk mandarin, dan mangga gedong. Sebaliknya, kita menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, contohnya, jeruk pacitan dan mangga curut.  

Menurunnya jumlah makhluk hidup yang kita anggap tidak unggul berarti mengurangi keanekaragaman hayati dari jenis makhluk hidup tersebut, bahkan dalam jangka waktu lama, kita tidak akan menemukan jenis tersebut. Contoh lain, menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida yang mengakibatkan terjadinya populasi serangga yang dimangsa.  

Jika serangga ini menyerang tanaman pertanian, ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani. Mungkin kalian pernah mendengar ledakan populasi hama wereng di Indonesia sehingga beribu-ribu hektare sawah gagal panen. Wereng yang menyerang padi diduga karena predator wereng punah akibat terkena insektisida yang digunakan petani untuk memberantas hama. Perkembangan industri berjalan dengan cepat di Indonesia.  

Teknologi modern banyak diterapkan untuk mendapatkan hasil sebesarbesarnya. Bersamaan dengan kemajuan pembangunan dan perkembangan industri, terjadi pula perubahan lingkungan secara nyata dan bencana alam yang terjadi di mana-mana. 

Sebenarnya, inti dari seluruh permasalahan lingkungan di Indonesia terletak pada perubahan konsep mental manusianya yang mungkin tanpa disadari telah menjadi manusia perusak lingkungan sehingga jalan satu-satunya adalah mengubah sikap mental manusia Indonesia menjadi manusia pengelola dan pemelihara lingkungan hidupnya.  

2. Manusia sebagai Pemelihara Keanekaragaman Hayati 
Dalam hal ini, manusia telah sadar bahwa dirinya adalah bagian dari ekosistem. Oleh karena itu, manusia dalam tingkah lakunya selalu menjaga agar keseimbangan sistem ekologi tidak tergoncangkan. Dengan begitu terjamin pula kelangsungan hidup dari semua makhluk hidup, termasuk manusia.  Masalah lingkungan adalah masalah hakikat sifat manusia terhadap lingkungan hidupnya. 

Kita harus memahami bahwa biodiversitas adalah kekayaan yang berharga yang harus senantiasa dijaga, dilestarikan, dan dihindarkan dari kepunahan. Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus didasarkan atas kebijakan memelihara keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kelestarian biodiversitas lingkungan. 

Jika mungkin, bahkan harus meningkatkan kualitas lingkungan sehingga dapat dinikmati manusia dari generasi ke generasi. Usaha pelestarian lingkungan di Indonesia hanya mungkin jika didukung oleh semua warga negara Indonesia. Dengan kata lain, kearifan terhadap lingkungan hidup harus menjadi milik setiap insan Indonesia atau membudaya di dalam seluruh masyarakat Indonesia.  
Perubahan konsep mental manusia tidak dapat berlangsung dalam satu hari, tetapi memerlukan waktu lama. Salah satu usaha mempercepat perubahan itu adalah melalui pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat Indonesia mulai sedini mungkin, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. 

Di samping itu, perlu digalakkan aktivitas yang bertujuan meningkatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati, antara lain, sebagai berikut.  
a . Penghijauan 
Penghijauan dilakukan dengan cara menanam berbagai jenis tanaman di berbagai tempat yang telah direncanakan, dapat di rumah-rumah, hutan-hutan yang gundul akibat penebangan liar, dan tempat lain yang diduga terhindar dari bencana jika ditanami tumbuhan tertentu. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam, tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman yang telah ditanam.  

b . Pembuatan Taman Kota 
Pembuatan taman-taman kota akan mendatangkan manfaat, antara lain, meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, menurunkan efek pencemaran kendaraan bermotor, memberi keindahan, dan meningkatkan keanekaragaman hayati. 

c . Pemuliaan 
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul, tetapi bukan berarti menghilangkan varietas yang tidak unggul. Pemuliaan dapat dilakukan dengan perkawinan silang yang akan menghasilkan varian baru. Oleh karena itu, pemuliaan hewan maupun tumbuhan dapat meningkatkan keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis.  

d . Pembiakan Insitu dan Exsitu 
Hewan dan tumbuhan langka yang rawan punah dapat diselamatkan melalui pembiakan secara insitu, yaitu pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya, mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon dan Taman Nasional Komodo. Pembiakan exsitu adalah pembiakan di luar habitat aslinya, tetapi suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya, misalnya, penangkaran hewan di kebun binatang.

No comments:

Post a Comment