Tuesday, May 4, 2010

Berhenti Merokok Sekarang Juga!

Sudah lama gembar-gembor untuk segera menghentikan kebiasaan merokok bergaung di mana-mana. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.  Sebenarnya, apa alasan kita mesti berhenti merokok?  Berikut ini beberapa hal yang pantas di ingat jika Anda ingin merokok.  

1. Keriput Dini 
Terikatnya zat karbonmonoksida dalam darah dan bukannyanoksigen, menyebabkan terjadinya kekurangan oksigen di berbagai tempat, terutama di kulit. Dengan kata lain, rokok mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang dibutuhkan sel kulit akibat menyempitnya arus pembuluh darah di sekitar wajah.   
Rokok juganmenurunkan kadar air dalam lapisan kulit luar, sehingga terjadi penuaan estrogen yang menyebabkan kulit kering dan keriput. Pada perokok juga ditemukan serabut elatin sampai ke jaringan halus pada kulit yang membuat kulit menjadi kendur dan keriput.  


2. Napas Tidak Sedap 
Warna kuning atau gelap, bahkan cenderung kehitaman biasa kita temui pada perokok berat. Ini karena tar yang ikut masuk saat rokok diisap menempel pada gigi, sehingga gigi menjadi kuning dan lama-lama berubah kecokelatan, bahkannkehitam-hitaman. Selain menodai gigi, partikel rokok juga dapat menjadi perangkap bakteri penghasil bau mulut. Akibatnya, bau mulut tidak hilang-hilang.  

3. Bibir Hitam 
Bibir merah dan segar biasanya tidak akan kita temui pada perokok aktif. Jangan harap Anda, para perokok, akan kelihatan seksi dan segar, apalagi sensual. Rokok dapat mengubah bibir yang tadinya merah dan segar, menjadi ungu kehitam-hitaman.  Ini akibat suhu yang cukup tinggi pada rokok. Saat diisap, rokok akan mengubah warna, sehingga kian lama bibir terlihat hitam.  

4. Osteoporosis 
Menurut Dr. Samuel Oetoro, MD, spesialis gizi dari Klinik Nutrifit, Jakarta, rokok menyebabkan pengeluaran kalsium dalam tubuh berlangsung cepat dan cukup banyak. Karena itu, rokok terkait dengan pengeroposan tulang. Tidak heran, sebuah penelitian mengungkap, pada 4.000 kasus patahnya tulang pinggul pada wanita lanjut usia, 1 dari 8 kasus disebabkan oleh hilangnya massa tulang.  

5. Mempercepat Penurunan Daya Ingat 
Perokok berisiko lima kali lipat lebih cepat kehilangan daya ingat di masa tuanya dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Itulah hasil penelitian Dr. Lenore Launer dari Institute Nasional Mengenai Kesehatan Mental dari Maryland, AS.  Para peneliti mengukur fungsi kognitif peserta penelitian dengan menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE). 
Terbukti, mereka yang tidak pernah merokok, skor MMSE-nya mengalami penurunan 3 poin tiap tahun. Untuk perokok, skor MMSE turun hingga 16 poin per tahun.  
 Perubahan kecil pengukuran skor MMSE akan mengakibatkan perbedaan fungsi mental tahun demi tahun. Perokok akan lebih cepat menurun kemampuan daya ingatnya ketimbang yang tidak merokok.  

6. Membahayakan Wanita Hamil 
Wanita hamil yang perokok berisiko cukup tinggi menimbulkan berbagai hal merugikan, baik bagi bayi maupun dirinya. Anak yang dikandung cenderung akan mengalami penurunan berat badan, kadang bayi lahir di bawah berat badan normal, bayi lahir prematur.  

Kadar Cu dan asam askorhat (vitamin C) pada plasma darah yang penting untuk membentuk kolagen menurun akibat bahan-bahan yang terkandung dalam rokok. Akibatnya, rahim dan jaringan ikat serviks akan hilang ketahanannya terhadap infeksi.  
Intinya, rokok menurunkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi dalam rahim serta kontraksi otot rahim. Inilah kenapa bisa terjadi abortus prematur, terhambatnya pertumbuhan janin, keguguran atau kematian mendadak janin, bahkan terganggunya perkembangan kesehatan fisik dan intelektual anak.  

7. Iq Anak Rendah 
Dengan sendirinya, jika ibu hamil merokok, si janin juga akan mengisap racun-racun yang terdapat dalam rokok. Semua zat gizi yang seharusnya diasup si bayi akan tersingkirkan oleh asap rokok.  Akibatnya, janin akan kekurangan gizi. 

Tentu keadaan ini akan memberi efek domino bagi si bayi. Selain pertumbuhan fisiknya terhambat, kecerdasannya juga akan lambat tumbuhnya. Meningkatnya kebutuhan zat besi akibat memenuhi keperluan pembentukan sel-sel darah yang banyak rusak, menyebabkan berkurangnya persediaan zat gizi lain seperti vitamin B12, C, asam folat, seng, dan asam amino.  
Zat-zat ini sangat dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang sel otak janin. Akibatnya, IQ anak akan rendah.  

8. Tuberkulosis Paru (TBC) 
Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K). DTM&H, MARS, dari Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI/RS Persahabatan, menyebutkan bahwa merokok juga terkait dengan kejadian TBC.  Studi pada pekerja perkebunan di California, AS, menemukan hubungan bermakna antara pravalensi reaktivitas tes tuberkulin dan kebiasaan merokok. 
Pada bekas perokok, hubungan ini lebih kuat daripada pada mereka yang masih merokok.  Data lain menunjukkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan tubuerkulosis aktif, hasilnya hanya bermakna pada mereka yang telah merokok lebih dari 20 tahun lamanya.  

Di AS, para perokok yang telah merokok 20 tahun atau lebih ternyata 2,6 kali lebih sering menderita TBC daripada yang tidak merokok. Kebiasaan merokok meningkatkan mortalitas akibat TBC sebesar 2,8 kali.  Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan rasio mortalitas pada penyakit jantung iskemik (1,6 kali) dan penyakit serebrovaskular (1,5 kali), walaupun memang jauh lebih rendah dari rasio mortalitas akibat kanker paru, yang 15 kali lebih sering pada perokok dibandingkan bukan perokok.  

Kaitan ini bisa dijelaskan sebagai berikut. Dengan racun yang dibawanya, rokok merusak mekanisme pertahanan paru-paru. Bulu getar dan alat lain dalam paru-paru yang berfungsi menahan infeksi rusak akibat asap rokok.  Asap rokok meningkatkan tahanan pelan napas (airway resistance). 
Akibatnya, pembuluh darah di paru mudah bocor. Juga merusak sel pemakan bakteri pengganggu dan menurunkan respons terhadap antigen, sehingga jika benda asing masuk ke dalam paru-paru, tidak ada pendeteksinya.  

9. Kanker Paru 
Penelitian WHO ini mengisyaratkan bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dan bertanggung jawab atas 18,7 persen kematian akibat kanker. Data dari Dr. Elisna Syahruddin, Sp.P, Ph.D, di RS Persahabatan, Jakarta Timur, setidaknya dalam sehari ada lebih dari satu kasus kanker. Di tahun 2004 dilaporkan terjadi sekitar 451 kasus keganasan rongga toraks.  

Meski sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. “Risiko kanker paru meningkat erat dengan rokok, entah perokok aktif, perokok pasif, atau mereka yang terpajan dengan bahan-bahan karsinogen seperti asbes dan polusi udara,” kata Dr. Elisna.  
Sekitar 80 persen insiden kanker paru terkait dengan persoalan merokok. Menurut Dr. Elisna, banyak orang tidak tahu bahwa efek negatif rokok tak hanya dari nikotin. 
 Dimulai dari asap yang membuat iritasi di saluran napas yang dapat mengakibatkan gangguan pada mekanisme pertahanan paru sampai efek negatif lebih dari 45 bahan yang bersifat karsinogen (pemicu kanker).  

10. Penyakit Jantung 
Prof. DR. Dr. Dede Kusmana, Sp.Jp, FACC, menyebutkan bahwa asap rokok merusak dinding pembuluh darah. Nikotin asap rokok akan merangsang hormon adrenalin. Akibatnya, metabolisme lemak akan berubah dan menyebabkan kadar HDL atau kolesterol baik menurun.  

Adrenalin akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah (spasme). Di samping itu, adrenalin menyebabkan terjadinya pengelompokan trombosit, sehingga proses penyempitan akan terjadi, entah di pembuluh darah arteri otak atau jantung, yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner.  
Intinya, orang yang merokok lebih dari 20 batang rokok per hari memiliki risiko enam kali lipat terkena infark miokard dibandingkan dengan perokok pasif.  

11. Gangguan Saluran Pencernaan 
Masih menurut Prof, Dede, rokok meningkatkan asam lambung yang mengakibatkan terjadinya sakit tukak lambung dan usus dua belas jari. Pada perokok, kejadian ini dua kali lebih tinggi dibanding pada yang bukan perokok. 

No comments:

Post a Comment