Wednesday, May 12, 2010

> Membaca Berita

Ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan saat membacakan berita, yakni nada, tempo (kecepatan), jeda, intonasi, dan pelafalan kata yang jelas dan tepat. Unsur-unsur tersebut sangatlah penting dalam berbahasa lisan agar suasana lebih hidup dan komunikatif. 

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai unsur-unsur tersebut. Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata.  Kata yang bernada menandakan bahwa kata itu lebih penting daripada yang lainnya. Tempo adalah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian dalam kalimat. Fungsinya hampir sama dengan tekanan nada, yakni untuk mementingkan suatu kata dalam bagian kalimat. 

Jeda adalah penghentian sementara dalam kalimat untuk memperjelas arti. Intonasi adalah naik turunnya kalimat. Hampir sama dengan nada, intonasi fungsinya adalah sebagai pembentuk makna kalimat sebagaimana yang tampak antara kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.  
Jika pembacaan berita itu dilakukan di hadapan banyak orang, Anda pun harus memerhatikan tatapan mata. Sebaiknya, tatapan muka ditujukan ke semua arah agar audiens yang mendengarkan merasa diperhatikan. 

Begitu pula dengan sikap dan penampilan haruslah dijaga dengan baik.  Untuk melatih Anda, bacalah berita berikut dengan baik. Sebagai contoh, berikut penggunaan tanda jeda dan intonasi.  

Lita Liviani, Pemusik Cilik dengan Potensi Besar  Para pemirsa Liputan Siang, Orkes Simfoni Nasional Indonesia (OSNI) dalam pergelaran kali ini, secara khusus menampilkan musikus cilik bernama lengkap Lita Liviani Tandiono, dengan empat kemahiran memainkan instrumen piano, biola, cello, dan flute.  

Lita yang kini berusia 9 tahun sembilan bulan adalah pemusik yang sangat muda untuk kemampuannya itu. Dengan latar belakang gemblengan dari kedua orang tuanya, si bocah yang dibesarkan di Kota Pahlawan ini menjalani pengenalan atas instrumen sejak usia empat setengah tahun dengan dukungan orang yang berbeda.  

Walau ibunya mengatakan bahwa dia lebih menguasai piano dan biola, Lita malah mengaku tak bisa memilih mana instrumen yang paling digemarinya. Malam itu, usai pergelaran orkestra di mana dia memainkan beberapa karya komponis dunia, Lita tergagap saat dikerumuni wartawan yang mengumbar pertanyaan seputar penampilannya. 

Jaya Suprana, Ketua Muri yang juga pianis, setelah menganugerahkan rekor bagi pianis cilik itu melontarkan pendapat tentang keahlian generasi Lita sebagai kebanggaan buat dunia musik, khususnya di Indonesia. Pada momen tersebut, Jaya Suprana juga memberikan anugerah untuk konduktor Jap Tji Kien, sebagai orang pertama di Asia yang meraih gelar FRSM (Fellowship of Royal School of Music), London.  Menurut pendapat Koei Pin Yeo, pimpinan Sekolah Musik Jakarta dan music director OSNI, bakat sesungguhnya bisa digali sejak awal, sejak usia kanak. 

Lita telah memenuhi syarat itu, termasuk menguasai instrumen piano sejak usia empat tahun setengah, biola di sekitar usia enam tahun, cello pada usia delapan tahun, dan flute pada usia sembilan tahun.  Lita fasih menyenandungkan tiap lubang flute lewat jemarinya yang mungil serta napas bocahnya dalam nomor "Minuet in G Major" karya JS Bach, "Gavote" (GF Handel) dan "Hunter Chorus" (CM Von Weber). Lita mampu memainkan cello yang berukuran hampir seukuran tubuhnya.  

Dengan menyandarkan ke tubuh, dia menggesek instrumen gesek itu. Tarikannya yang dibatasi tungkai tangan, tekanan jari mungil yang kadang menekan kurang penuh sehingga senar belum sempurna kejernihannya, namun kemampuan menempatkan jari sehingga menghasilkan nada tepat di tempo yang cepat pada dua komposisi, "Sonata in C Mayor – Allegro" karya JB Breval, tetap mengagumkan. 

Pada karya WA Mozart yang akrab di telinga publik ini, dia membawakan nomor "Concerto for Piano K.414 in A. Major – Alegro" dengan kemampuan maksimal sejak awal komposisi dimainkan.  Kekuatan permainan instrumen Lita diperlihatkan ketika bocah ini memainkan biola. Keahlian pada seusia Lita dalam meraih prestasi rekor Muri sangat logis dan menakjubkan.  

Dr. Koei Pin Yeo sebagai pimpinan OSNI yang juga pernah "menjembatani" kemunculan pemain flute termuda lainnya, Stephanie Jaya dalam menggondol MURI, berkomentar bahwa bakat memang penting, tetapi harus disertai disiplin. Tiap orang sebenarnya punya kepekaan. 
Untuk menggalinya, orang tua bisa melakukan dengan cara rajin mengajak si anak merekam berbagai (pertunjukan) orkestra untuk dibawa pulang ke rumah. Demikianlah berita ini kami sampaikan. Terima kasih atas perhatian pemirsa.  

Sumber: www.trans7.co.id

No comments:

Post a Comment