Tuesday, May 4, 2010

Mengenal Penyakit Flu Burung

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza.  Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut. 


1. Kasus Suspect Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan.  
Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus flu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.  


2. Kasus Probable Kasus probable adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1). 
Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain.  

3. Kasus Kompermasi Kasus kompermasi adalah kasus suspect atau probable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium.  Dalam hal ini, kultur virus influenza H5N1 positif PCR influenza (H5) positif. Selain itu, terjadi peningkatan titer antibody H5 sebesar empat kali.  Selanjutnya, gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepala, dan lemas.  

Dalam waktu singkat, penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia). Apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik, dapat menyebabkan kematian.  Etiologi (penyebab penyakit) flu burung adalah virus influenza. 
Adapun sifat virus ini, yaitu dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Adapun di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.  

Virus penyebab flu burung dikenal beberapa tipe virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus influenza tipe A terdiri atas beberapa turunan (strain), yaitu: H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2, dan lain-lain.  Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. 

Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas.  Secara umum, virus flu burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.   Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara 1–7 hari. Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi di antara populasi unggas satu peternakan, bahkan, dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain.  

Adapun penularan penyakit ini kepada manusia adalah melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang flu burung. Orang yang memiliki resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual, dan penjamah unggas.  Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Selain itu, belum ada bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi.   

Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut. 
- Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker atau kacamata renang). 
- Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya. 
- Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan. 
- Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan. 
- Mengonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80 °C selama 1 menit. Dalam hal ini, telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 °C selama 5 menit. 
- Melaksanakan kebersihan lingkungan. 
- Menjaga kebersihan diri.

No comments:

Post a Comment