Tuesday, May 4, 2010

Menurunkan Berat Badan dengan Efektif

Naiknya bobot badan sering kali bukan fakta yang menggembirakan. Apalagi bagi mereka yang selalu mengutamakan penampilan menarik. Cindy Crawford, misalnya. Wanita model kaliber dunia terkenal ini menyatakan untuk mempertahankan bobot badan ideal, agar tetap tampak semampai, ia rajin melakukan olahraga loncat tali.  Memang, ada banyak cara menurunkan bobot badan. 

Ada diet macan yang lebih mementingkan konsumsi daging, diet buah-buahan, membatasi makan nasi dan makanan berkarbohidrat tinggi lain seperti makanan dari terigu, jagung, singkong, atau ubi, serta mengurangi konsumsi gula.  Banyak juga iklan di media massa yang menjanjikan penurunan bobot badan sampai beberapa kilogram hanya dalam beberapa minggu. 
Selain itu, ada ada juga yang menawarkan metode tusuk jarum, sedot lemak, minum jamu, minum teh hijau, dan sebagainya. Begitu beragamnya kiat yang bisa dilakukan, justru sering membuat orang bingung mana cara yang paling efektif.  


Menurut dr. Sadoso Sumosardjuno, D.S.O.R, pakar kesehatan olahraga, menurunkan bobot badan secara sehat, yang terbaik dengan mengatur makan disertai olahraga. Hal lainnya disarankan agar olahraga itu berupa kombinasi latihan beban dan aerobik. 
Turunnya berat badan pascadiet tentu saja harus diikuti dengan kondisi tubuh yang sehat sekaligus bugar.  Oleh karena itu, diet yang sehat untuk melangsingkan tubuh, menurut Sadoso, tidak boleh terlalu ketat. Untuk wanita jangan di bawah 1.200 kalori dan pria tidak di bawah 1.500 kalori. Dr. Leane, M.Sc., ahli gizi dari Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, menawarkan cara mudah dan praktis untuk itu.  

Hal tersebut antara lain dengan menghilangkan kebiasaan ngemil, terutama camilan bertepung dan bergula tinggi. Selain itu, lakukan membiasakan diri makan setiap tiga jam sekali, tetapi dijaga keseimbangan input dan outputnya (porsi makanan yang dikonsumsi seimbang dengan porsi kegiatan yang dilakukan). 
Cara lain yaitu membatasi makanan berkarbohidrat tinggi seperti nasi, kentang, singkong, ubi, serta makanan dari terigu.  Namun, tidak berarti dihentikan sama sekali karena tubuh memerlukan energi dari karbohidrat untuk metabolisme alias pemecahan zat-zat makanan.  

Upaya mengurangi makan makanan sumber protein, seperti ikan, tahu, tempe, atau dagingdagingan pun tidak perlu terlalu ketat. Dengan membatasi asupan karbohidrat, protein dan lemak tidak mudah dipecah karena energi pemecahnya kurang sehingga tidak banyak yang tertumpuk dalam tubuh.  Buah-buahan yang tidak mengandung banyak karbohidrat tetapi banyak air–semacam pepaya, belimbing, semangka, jambu, dan apel–sangat dianjurkan. 

Namun, kurangi konsumsi buah manis seperti pisang, melon, sawo, anggur, dan mangga karena banyak mengandung fruktosa yang akan menjadi glukosa dalam darah. “Penurunan bobot badan jangan terlalu cepat,” ujar kedua dokter tersebut. 
Kalau sampai bobot turun 5 kg dalam tiga hari, misalnya, penurunan bobot tampak cepat berhasil, tetapi bobot akan cepat naik lagi.  Naiknya malah lebih cepat dan turunnya semakin lambat. Ini yang dinamakan “sindrom yoyo”, kurus dan gemuk saling bergantian sehingga tekanan darah pun akan cepat naik, yang tentu berdampak negatif buat jantung. 

Untuk orang dewasa bobot badan dibedakan atas bobot badan normal (BBN) dan bobot badan ideal (BBI). BBN pria dan wanita setelah 35 tahun adalah tinggi badan (sentimeter) dikurangi 100.  Adapun BBI diperoleh dengan mengurangi BBN sebesar 10%-nya.  Awas Obat Sembarangan! Penurunan bobot badan dengan olahraga dan diet itu syaratnya disiplin yang tinggi. Tidak heran jika banyak orang lebih suka potong kompas. Misalnya, dengan teknik sedot lemak. 

Cara ini, menurut Sadoso, bisa membantu melangsingkan tubuh, tetapi kalau pola makan tidak diubah, tubuh gampang menjadi gemuk lagi. Selain itu, penyedotan yang berulang kali akan meninggalkan bekas penusukan jarum.  Menurut Sadoso, cara ini juga mustahil bisa mengecilkan bagian-bagian tertentu, misalnya betis yang besar.   Hal ini disebabkan pada kegemukan alamiah bobot serta ukuran tubuh biasanya terbagi rata. Apalagi kalau memang tulangnya besar.  

Hal lainnya juga karena rayuan iklan obat atau ramuan pelangsing. Obat atau ramuan itu umumnya bersifat diuretik yang membuat peminumnya sering buang air kecil. Jadi, turunnya berat badan lebih disebabkan oleh berkurangnya cairan dalam tubuh lewat urine sehingga ukuran sel-sel tubuh mengecil. Jika ini berlanjut, tubuh akan kekurangan air (dehidrasi) atau fungsi ginjal terganggu.  

Oleh karena itu, menurut para pakar kesehatan, kita harus berhati-hati dengan obat semacam itu. Leane menambahkan, obat diuretik tidak digunakan untuk anak-anak dan remaja.  Lain halnya dengan obat pelangsing laksans. Obat yang bisa menyebabkan dehidrasi ini membuat makanan yang masuk tidak sempat diserap tubuh tetapi langsung dibuang.  
Obat antigemuk kombinasi antara fenfluramine dan phentermine pernah beredar, tetapi kemudian dilarang karena beberapa wanita gemuk yang menggunakannya terkena gangguan serius pada klep jantungnya.

No comments:

Post a Comment