Sunday, February 20, 2011

> Melakukan Pekerjaan Pengukuran dan Leveling Lapangan

Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet)
merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah
bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah
disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan
sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran
tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dinding
tembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasil
pengukuran.

Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang
sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan
menentukan baik buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenis
pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah
pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali.

1. Membuat Bidang Datar

Untuk membaut bidang datar ("waterpas") pada pekerjaan
pengukuran dan leveling lapangan yang berukuran besar dan luas dapat
digunakan pesawat waterpassen, sedang untuk bangunan yang
berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup menggunakan alat bantu
sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga dua
permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.


Untuk bangunan yang berukuran kecil, alat penyipat datar
sederhana berupa selang plastik yang diisi air hasilnya cukup akurat,
namun untuk bangunan yang berukuran besar, alat bantu tersebut kurang
akurat hasilnya. Hal tersebut disebabkan ukuran panjang selang plastik
yang terbatas, sehingga dapat mengakibatkan hasil dari pelaksanaan pengukuran
kurang akurat.

2. Membuat Garis Siku-siku

Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan
dengan memanfaatkan dalil pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring
(BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka
perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.

Untuk mengontrol hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD),
b. Menarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),
c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D,
dan akan membentuk bidang segi empat,
d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,
e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka
garis yang menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku,
dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC
dengan AD sama panjang.

No comments:

Post a Comment