Karakteristik dan sipat beton sangat tergantung dari design campuran dan kwalitas bahan-bahan penyusunnya, setiap tahapan dalam prosen produksi beton dilapangan memegang peranan penting dalam menghasilkan beton yang berkwalitas.
Beton adalah campuran semen, pasir, batu pecah dan air yang telah mengeras. berapa banyaknya tergantung dari kebutuhannya untuk apa beton digunakan. untuk perbandingan semen:pasir:batu pecah adalah 1:2:3, dalam pelaksanaannya di lapangan digunakan ember untuk menakarnya. Untuk kolom atau balok biasanya digunakan semen 6,8sak(1 saknya 50kg), batu pecah 0,83 m3, pasir 0,54m3 tiap 1m3 betonnya.
1.Penempatan dan penyimpanan material
Penempatan pasir dan split(koral) harus sedemikian rupa jangan sampai tercampur oleh bahan-bahan lain.
Penggunaan landasan untuk stok material sangat dianjurkan agar dapat mencegah terbawanya tanah saat pengambilan barang.
2. Persiapan dan Proses Pencampuran.
Untuk menghasilkan beton dengan kwalitas yang seragam, bahan- bahan penyusun beton harus disiapkan dan ditakar dengan teliti karna akan mempengaruhi homogenitas campuran, pencampuran dapat dilakukan dengan cara manual atau mekanis, pencampuran manual yaitu menggunakan tenaga manusia dengan peralatan cangkul dan skop, disarankan untuk pekerjaan volume beton yang besar sebaiknya dilakukan dengan cara mekanis.
Pencampuran mekanis yaitu dengan cara mixer (mollen), utnuk mendapatkan campuran yang baik diperlukan minimal 50 kali putaran mixer atau tidak kurang dari 1 menit untuk volume pengecoran 1 m3.
Kekentalan adukan beton , harus disesuiakan dengan cara transportasi, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut bergantung pada berbagai hal. Jumlah dan jenis semen, nilai factor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat serta bahan pembantu lain.
Untuk mencegah penggunaan beton terlalu encer atau padat, ambil nilai slump minimum 5 cm dan maksimum 15 cm.
3. Pemadatan.
Dilakukan sesaat setelah beton dituangkan, dengan tujuan untuk meminimalkan jumlah rongga yang terbentuk didalam beton sehingga beton mempunyai kekuatan yang tinggi. Dan menambah kekedapan air.
4. Perawatan beton.
Sifat-sifat beton seperti kekuatan dan daya tahan akan bertambah dengan perkembangan umur beton, perkembangan ini akan sangat cepat pada umur awal dan berlangsung terus namun dalam kecepatan yang makin melambat.
Hilangnya air yang terlalu cepat akan mengakibatkan lambatnya perkembangan mutu beton, dan juga volume beton menyusut mengakibatkan timbulnya tegangan tarik pada permukaan yang mongering, jika tegangan tarik ini terjadi sebelum beton mencapai kekuatan yang memadai maka akan timbul retak pada beton, disarankan sebelum beton mencapai umur dari setelah beton agak mongering sebaiknya di tutupi dengan karung/zak yang basah,digenangi air selama 2 minggu. Beton akan mencapai kekuatan maksimal yaitu pada umur 21 hari. Bila dikehendaki umur beton lebih cepat dapat menggunakan bahan campuran yang dikususkan untuk mempercepat umur beton.
Beton adalah campuran semen, pasir, batu pecah dan air yang telah mengeras. berapa banyaknya tergantung dari kebutuhannya untuk apa beton digunakan. untuk perbandingan semen:pasir:batu pecah adalah 1:2:3, dalam pelaksanaannya di lapangan digunakan ember untuk menakarnya. Untuk kolom atau balok biasanya digunakan semen 6,8sak(1 saknya 50kg), batu pecah 0,83 m3, pasir 0,54m3 tiap 1m3 betonnya.
1.Penempatan dan penyimpanan material
- Pasir & Split.
Penempatan pasir dan split(koral) harus sedemikian rupa jangan sampai tercampur oleh bahan-bahan lain.
Penggunaan landasan untuk stok material sangat dianjurkan agar dapat mencegah terbawanya tanah saat pengambilan barang.
- Semen.
2. Persiapan dan Proses Pencampuran.
Untuk menghasilkan beton dengan kwalitas yang seragam, bahan- bahan penyusun beton harus disiapkan dan ditakar dengan teliti karna akan mempengaruhi homogenitas campuran, pencampuran dapat dilakukan dengan cara manual atau mekanis, pencampuran manual yaitu menggunakan tenaga manusia dengan peralatan cangkul dan skop, disarankan untuk pekerjaan volume beton yang besar sebaiknya dilakukan dengan cara mekanis.
Pencampuran mekanis yaitu dengan cara mixer (mollen), utnuk mendapatkan campuran yang baik diperlukan minimal 50 kali putaran mixer atau tidak kurang dari 1 menit untuk volume pengecoran 1 m3.
Kekentalan adukan beton , harus disesuiakan dengan cara transportasi, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut bergantung pada berbagai hal. Jumlah dan jenis semen, nilai factor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat serta bahan pembantu lain.
Untuk mencegah penggunaan beton terlalu encer atau padat, ambil nilai slump minimum 5 cm dan maksimum 15 cm.
3. Pemadatan.
Dilakukan sesaat setelah beton dituangkan, dengan tujuan untuk meminimalkan jumlah rongga yang terbentuk didalam beton sehingga beton mempunyai kekuatan yang tinggi. Dan menambah kekedapan air.
4. Perawatan beton.
Sifat-sifat beton seperti kekuatan dan daya tahan akan bertambah dengan perkembangan umur beton, perkembangan ini akan sangat cepat pada umur awal dan berlangsung terus namun dalam kecepatan yang makin melambat.
Hilangnya air yang terlalu cepat akan mengakibatkan lambatnya perkembangan mutu beton, dan juga volume beton menyusut mengakibatkan timbulnya tegangan tarik pada permukaan yang mongering, jika tegangan tarik ini terjadi sebelum beton mencapai kekuatan yang memadai maka akan timbul retak pada beton, disarankan sebelum beton mencapai umur dari setelah beton agak mongering sebaiknya di tutupi dengan karung/zak yang basah,digenangi air selama 2 minggu. Beton akan mencapai kekuatan maksimal yaitu pada umur 21 hari. Bila dikehendaki umur beton lebih cepat dapat menggunakan bahan campuran yang dikususkan untuk mempercepat umur beton.
No comments:
Post a Comment