Aturan Pemasangan
Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan
batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang
juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak
merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut.
Siar vertikal pada umumnya kita pilih sebesar 1 cm dan siar horisontal
setebal 1,5 cm.
Cara pemasangan batu bata adalah: sebelum pemasangan
pemasangan perlu dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam
air. Sesudah lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka
disiapkan papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing,
sehingga dapat diatur seragam.
Kemudian untuk lapisan kedua dan yang
berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada
dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah
yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal. Sekarang batu merah
dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai
batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar
yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk
batu merah berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu
merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan.
Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering
kurang keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan
sebagainya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan yang
masih sering sangat sederhana.
Karena itu, untuk menambah keawetan
terhadap pengaruh-pengaruh iklim, maka terutama dinding batu merah
dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding terlalu lemah
untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horisontal atau gaya gempa)
diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang
setiap luas tembok 12.00 m2. Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di
sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m,
seperti juga terlihat pada gambar berikut:
Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan
batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang
juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak
merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut.
Siar vertikal pada umumnya kita pilih sebesar 1 cm dan siar horisontal
setebal 1,5 cm.
Cara pemasangan batu bata adalah: sebelum pemasangan
pemasangan perlu dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam
air. Sesudah lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka
disiapkan papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing,
sehingga dapat diatur seragam.
Kemudian untuk lapisan kedua dan yang
berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada
dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah
yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal. Sekarang batu merah
dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai
batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar
yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk
batu merah berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu
merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan.
Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering
kurang keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan
sebagainya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan yang
masih sering sangat sederhana.
Karena itu, untuk menambah keawetan
terhadap pengaruh-pengaruh iklim, maka terutama dinding batu merah
dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding terlalu lemah
untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horisontal atau gaya gempa)
diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang
setiap luas tembok 12.00 m2. Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di
sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m,
seperti juga terlihat pada gambar berikut:
No comments:
Post a Comment