Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai,
gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih
kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul
kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus
dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan
posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk
kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal
atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan
dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari
terjadinya pergerakan.
Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa
sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi
antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki
panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal
sekitar 0,5 cm.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan
jurai luar.
c. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos
dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa
digeser (diperpanjang/diperpendek).
d. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7
cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50
cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi
tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari
pecah pada ujung-ujung usuk.
e. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan
panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan
meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes,
seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap
dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup
atapnya (genteng)
f. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap.
Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya
rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan
pengujian serapan air dan rembesan.
Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung
berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih
dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.
Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes,
kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
1) Genteng
Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng
tanah liat (keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas
genteng biasa (genteng S), genteng kodok, genteng pres silang.
Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah
lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.
2) Pemasangan Genteng
3) Penutup Atap Kayu (Sirap)
gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih
kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul
kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus
dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan
posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk
kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal
atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan
dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari
terjadinya pergerakan.
Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa
sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi
antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki
panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal
sekitar 0,5 cm.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan
jurai luar.
c. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos
dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa
digeser (diperpanjang/diperpendek).
d. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7
cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50
cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi
tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari
pecah pada ujung-ujung usuk.
e. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan
panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan
meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes,
seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap
dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup
atapnya (genteng)
f. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap.
Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya
rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan
pengujian serapan air dan rembesan.
Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung
berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih
dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.
Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes,
kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
1) Genteng
Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng
tanah liat (keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas
genteng biasa (genteng S), genteng kodok, genteng pres silang.
Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah
lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.
2) Pemasangan Genteng
3) Penutup Atap Kayu (Sirap)
No comments:
Post a Comment